Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

Untukmu, yang telah memperkenalkan sedikit tentang dunia ini...

1.24 am, July 23 Hai kamu! Yah kamu, yang mungkin tak akan membaca tulisan ini, kalau pun kau membacanya mungkin ada sesuatu hal yang memang diberikan Tuhan untuk kau mengetahui sesuatu sedikit tentang hati ini untuk yang terakhir kalinya. Aku gak tau mau mulai dari mana, tapi akhir-akhir ini aku mendengar berita bahwa kau benar-benar sudah berhenti mencari cinta mu, sudah berhenti pada dia yang dulu pernah kau keluhkan tentang sifat dan sebagainya, aku tak mau mengungkit itu terlalu banyak karna aku tahu bahwa sekarang dia benar-benar sudah sempurna untukmu walau memang tidak ada orang sempurna pastinya. Awalnya benar-benar speechless dengar berita itu walau beberapa waktu sebelumnya aku sudah melihat tanda-tanda akan datangnya hari bahagia itu. Aku turut bahagia loh, ingat dulu aku selalu bilang untuk mencari seorang yang lebih layak untuk mu? -sudahlah tidak usah diingat lagi sekarang ini- Beberapa malam ini aku sedikit flash back beberapa hal yang sepertinya dulu pernah te

Pesan Tersimpan Untukmu, Sang Pemimpin Masa Depan!

(ki-ka) Marco, Farrel, Mama Farrel, Papa Farrel Hai kamu yang begitu bersemangat menikmati hari bahagia beberapa tahun lalu merayakan pertambahan usia sang ibunda! Farrel Gunung Fabian Siregar, 12 Februari, 10 tahun silam. Yang dibawa dalam perut dari Gunung Sitolo, Nias tapi lahirnya di Medan (RS. St. Elizabeth). Kehadiran mu sungguh dinantikan oleh kelurga besar Op. Margaretha (Siregar/br. Napitupulu) saat itu sebagai salah satu penyambung marga Siregar Silali dan dengan kehadiran mu maka panggilan sang tetua pun berganti menjadi Op. Farrel Siregar br. Siregar. Begitu juga hari lahir mu sama persis dengan sang ayahanda, yang saat itu tidak menyaksikan kelahiran mu. Pertumbuhan mu yang begitu lucu, persis anak-anak bayi pada umumnya. Apalagi rambut mu yang botaknya dibelakang, hahaaa!! Gak rewel lagi, pokoknya pengertian banget deh! Aku begitu menikmati peran sekali lagi sebagi seorang parorot  dikala itu, setelah kehadiran Hans Borneo dan Rahel Laurin dari keluarga Hutagalung In

yang hampir terlupakan

11.00 waktu Taiwan Sore tadi aku hasrat ingin menulis tiba-tiba datang beserta dengan topiknya, tapi begitu komputer ini hidup semuanya hilang. Akhirnya ku putuskan untuk menuliskan apa yang ada di hatiku saat ini.  Aku baru saja selesai menangis, mengadu pada Tuhan tentang apa yang ku rasa. Perasaan ku sedang tidak baik saat ini, bukan karena sedang patah hati, bukan! tapi rasanya lebih sakit dari itu.  Rindu ! yah! saat ini aku sedang merindu, katanya rindu itu indah, yah indah jika rindu ini terbalaskan dan tersampaikan. Ingin rasanya ku sampaikan rindu pada hati yang sedang dihati ini. Satu? Bukan, bukan hanya satu hati tapi banyak. Banyak hati yang menyatukannya untuk mencintaiku apa adanya walau terkadang begitu banyak tuntutan tapi akhirnya ku sadari bahwa itu adalah suatu kewajaran.Wajar jika orang yang kau cinta ingin melihat kau lebih baik dari pada dirinya sendiri.  Pria?  Yah, pria yang kepadanya akhirnya ku berikan cinta pertama ku setelah aku salah memberika